NUTRISI PEREMPUAN PEKERJA


NUTRISI PEREMPUAN PEKERJA
JAKARTA, 9 Juni 2017. Kusumabuana.or.id - Pekerja perempuan di indonesia dalam usia produktif mempunyai permasalahan kesehatan. Hasil studi menunjukan bahwa prevalensi anemia pada wanita usia subur (WUS) sebesar 26,4% (SKRT, 2001) selain itu hasil penelitian beberapa industri di tangerang, jakarta dan depok menunjukan bahwa anemia pada pekerja perempuan menunjukan besaran antara 24-42 %. Output kerjanya rata-rata 5% lebih rendah serta kapasitas kerjanya perminggu rata-rata 6,5 jam lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak anemia. Anemia gizi besi juga mengakibatkan pekerja menjadi mudah sakit, mudah terjadi kecelakaan sehingga angka absensi meningkat dan kemungkinan apabila hamil akan mempunyai risiko saat melahirkan serta melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Permasalahan lainnya adalah tingkat pendidikan pekerja perempuan masih rendah. Data BPS tahun 2014 menunjukan bahwa 50,91% berpendidikan SD ke bawah. Hal ini berpengaruh terhadap kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi. Disamping lingkungan yang kurang menguntungkan di mana biasanya tinggal di pemukiman yang kurang memperhatikan sanitasi, memungkinkan pekerja tersebut mengalami penyakit infeksi kronis seperti malaria, TBC, kecacingan.
Yayasan kusuma buana bekerjasama dengan GAIN atas dukungan dari Kementerian Kesehatan melakukan survey nutrisi perempuan pekerja di 3 provinsi yaitu Jawa barat, jawa tengah dan jawa timur yang melibatkan 19 perusahaan di 3 provinsi tersebut dengan kriteria perusahaan Garmen, Sepatu, pengolahan makanan dan beberapa industri kecil/rumahan.

Fokus dari survey ini adalah mengenai makan siang dari pekerja perempuan yang nantinya Hasil dari survey ini diharapkan akan terbentuknya program yang berkesinambungan dengan fokus nutrisi perempuan pekerja di tempat kerja, yang selama ini kita ketahui program berbasis perempuan pekerja sangat minim  sekali dilakukan di perusahaan. Survey ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam (in-depth interview) dengan pihak manajemen perusahaan (Direktur/ HRD/ compliance), penanggung jawab klinik perusahaan (dokter/ perawat), dan Ketua Serikat Pekerja (SP/SPN/SPSI). Dan kami juga melakukan Focus Group Discussion (FGD) kepada karyawan perusahaan untuk menggali pendapat-pendapat mereka terhadap kebijakan makan siang perusahaan, dan menu makan siang apa yang mereka konsumsi untuk memenuhi energi selama bekerja.


Komentar