LAPORAN HASIL KEGIATAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI TEMPAT KERJA KABUPATEN SUBANG




SUBANG, 13/02/2019. Berawal dari program yang diluncurkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Kesehatan yang dikenal dengan GP2SP (Gerakan Pekerja Perempuan Sehat dan Produktif), dengan melihat kondisi bahwa komponen perhatian terhadap layanan KB terutama di tempat kerja yang terbatas, maka berkembang pemikiran dibutuhkannya penguatan program layanan KB di perusahaan. Tantangan yang dihadapi adalah kurangnya dukungan dari pihak manajemen perusahaan sebagai tempat keseharian bekerja para pekerja perempuan tersebut. Padahal, dukungan pimpinan perusahaan merupakan salah satu kunci keberhasilan KB untuk bisa menjadi populer dikalangan pekerja. 


Tujuan umum dari program ini adalah Mengembangkan model klinik mandiri untuk pelayanan keluarga berencana. sedangkan tujuan khusus dari program ini adalah meningkatkan peran perusahaan dalam Keluarga Berencana, Memfasilitasi pelatihan bagi tenaga kesehatan klinik perusahaan, Memfasilitasi pengadaan logistik program dan memfasilitasi layanan KB dan rujukan Pusyankes.

5 Perusahaan yang tergabung dalam program ini antara lain: PT Taekwang Industrial Indonesia dengan total pekerja perempuan 14.500, PT Subang Autocomp Indonesia dengan total pekerja perempuan 4.800, PT Iemoto dengan total pekerja perempuan 600, PT Kwanglim YH Indah dengan total pekerja perempuan 1.800, PT Youme dengan total pekerja perempuan 600 . semua perusahaan tersebut bertempat di Subang Jawa Barat. 

Sebelum Program di mulai, pada tanggal 2-5 mei 2018 Yayasan Kusuma Buana melakukan Rapid Assessment Survei atau yang biasa disebut dengan Baseline Survey dengan metode wawancara kuesioner kepada 179 responden pekerja perempuan yang bekerja 5 perusahaan di jawa barat. tujuan dari survey ini adalah untuk melihat data awal sebelum program berjalan/ dilaksanakan.
Hasil dari survey tersebut antara lain: dari 179 responden 42,5% menggunakan KB dan 57,5% tidak menggunakan KB. adapun pekerja yang tidak menggunakan KB dengan alasan 51% belum menikan, 8% Janda, 8% sedang hamil, 13% ingin hamil lagi, 6% takut akibat efek yang ditimbulkan karena KB, dan 14% still nuli parous.

Executive Brief dilaksanakan di semua perusahaan mitra kerja dengan melakukan pertemuan dengan jajaran manajer HRGA dan manajer produksi. Perusahaan menganggap bahwa kegiatan program KB di tempat kerja terhubung langsung dengan pekerja perusahaan, sehingga kedua level manajer tersebut yang dianggap paling berkepentingan dengan program KB di tempat kerja.




Kick Off Workshop:
Menandai dimulainya program KB di tempat kerja. Kegiatan ini diikuti oleh 33 peserta dari Dinas/Instansi terkait program dan 7 perusahaan yang menjadi mitra pelaksana program. Hasil dari kick off workshop adalah: “Penandatanganan dukungan terhadap pelaksanaan program KB di Perusahaan. Dan adanya support fasilitasi pengembangan layanan KB di klinik perusahaan dengan cara mendekatkan dukungan layanan KB ke- PPK 1 (Pusyankes) sebagai bagian dari layanan Jaminan Kesehatan BPJS dengan fasilitas yang dimiliki  oleh Dinas/Instansi terkait“.

Dalam pengembangan program KB sangat diperlukan tenaga-tenaga terlatih di perusahaan yang memahami seluk beluk Keluarga Berencana. Hal ini dimaksudkan agar informasi yang disampaikan kepada para pekerja perempuan di perusahaan dapat diberikan secara tepat, akurat dan terpercaya. Oleh karena itu dalam program KB di Tempat Kerja, dilaksanakan 2 kali pemantapan informasi tentang KB.

Refrehing KB Berlangsung 3-4 Agustus 2018, diikuti oleh 19 orang peserta tenaga kesehatan yang berasal dari klinik perusahaan, Puskesmas, dan tenaga UPT KB wilayah. Narasumber berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Subang. Dalam refreshing KB, dihasilkan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan dilaksanakan di perusahaan dalam bentuk kegiatan pelayanan KB.

Pelatihan Kader berlangsung selama 2 (dua) hari, 10-11 Agustus 2018. Diikuti oleh  24 orang kader dari perusahaan, 5 orang dari Puskesmas, 5 orang dari UPTD-KB. Narasumber pelatihan KB untuk kader perusahaan berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, DP2KBP3A Kabupaten Subang, dan Yayasan Kusuma Buana Jakarta. Dalam pelatihan kader, dihasilkan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan dilaksanakan di perusahaan dalam bentuk sosialisasi pemberian informasi KB kepada seluruh karyawan.





Kemudian dilanjutkan dengan sosialisai informasi KB di perusahaan yang dilakukan oleh petugas klinik dan kader yang sudah dilatih. Untuk itu diperlukan komitmen yang kuat dari pihak manajemen untuk memberikan ruang ataupun fasilitas untuk memudahkan penyampaian informasi ini terpapar kepada seluruh karyawan di perusahaan. Dengan kondisi dan karakteristik tiap perusahaan berbeda, maka dalam pemberian informasi KB kepada karyawan di perusahaan juga akan berbeda. Seperti contoh di perusahaan Taekwang dan SUAI melakukan sosialisasi di dalam ruangan dengan mengundang dinas kesehatan dan dinas KB. PT Kwanglim mengumpulkan karyawan di ruangan dan dilakukan sosialisasi langsung oleh kader terlatih tanpa mengundang instansi terkait. PT Iemoto melakukan sosialisasi secara fleksibel, baik di ruangan, di sela-sela aktivitas kerja, ataupun pada saat istirahat di kantin. Sedangkan untuk PT Youme melakukan sosialisasi dengan pemberian informasi KB melalui pesan SMS.



Dalam kegiatan selanjutnya yakni endline survey. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah salah satunya untuk melihat pemahaman dan pengetahuan para pekerja dari sebelum diberikan informasi mengenai KB dan setelah para kader melakukan sosialisasi di perusahaan. Untuk endline ini hanya bisa diikuti oleh 4 perusahaan saja karena satu perusahaan yakni PT Kwanglim absen dengan alasan sedang ada masalah internal perusahaan. Survei dilakukan pada 17-19 Desember 2018 dengan jumlah responden untuk pekerja 187 orang, 7 tenaga medis dan 15 kader. Survei ini menggunakan dua metode wawancara. Wawancara rutin untuk pekerja perusahaan dan wawancara mendalam untuk staf klinik & kader perusahaan.

Dari hasil endline survey didapatkan untuk usia yang paling banyak adalah usia produktif (18-25 tahun) yakni sebanyak 48%, tingkat pendidikan paling tinggi pada tingkat SMA sebanyak 60%, dan yang menggunakan KB ada 48%. Wawancara mendalam untuk petugas klinik, mendapat layanan di klinik untuk <50 ada 57%, layanan alkon pil 57%, bekerjasama dengan dinas 43%, mendapat rujukan 29%. sedangkan untuk wawancara mendalam bagi kader perusahaan yang melakukan penyebaran info sudah 100%, pemetaan calon 27%, merekrut kader baru 13%, kerjasama dengan instansi 53%, cakupan jangkauan 10-25 orang 53%, dan tanggapan responsif karyawan sebanyak 93%. 

Seminar Hasil
Seminar ini diselenggarakan pada tanggal 29 Januari 2019 dan dihadiri oleh 20 peserta dari Dinas Kesehatan, DP2KBP3A, Wasnaker. dan dari perusahaan yang berpartisipasi. Hal itu dimaksudkan untuk menyebarluaskan temuan program satu tahun tentang layanan KB di tempat kerja dan untuk memotivasi pemangku kepentingan setempat dan manajer perusahaan dalam terus memperkuat layananan KB untuk pekerja perempuan.






































Komentar